5 Prinsip Dasar Akuntansi, Akuntan Wajib Mengetahuinya

5 Prinsip Dasar Akuntansi, Akuntan Wajib Mengetahuinya – Di dunia akuntansi, terdapat  prinsip dasar dalam menyusun laporan keuangan, bagi seorang akuntan tentu prinsip-prinsip ini tak boleh dilupakan apalagi diabaikan. Bagaimana kalian menyusun laporan keuangan kalau prinsipnya aja tidak tahu? Mungkin laporannya sanggup saja selesai disusun, tapi saya yakin belum tentu benar penyusunannya.

Karena prinsip dasar akuntansi ini merupakan pondasi bagi seorang akuntan, sudah terang bahwa prinsip akuntansi ini perlu dipahami dan diaplikasikan dalam menyusun laporan keuangan. Bagi kalian mahasiswa yang sedang dalam proses belajar, beruntung kalian mempunyai kesadaran untuk memahami prinsip dasar ini, lantaran diluar sana banyak juga akuntan yang sering tidak memahami prinsip ini, mereka hanya menghafal tanpa pemahaman yang cukup.

Penting ya mempelajari prinsip dasar ibarat ini? Ya penting dong, kalian mungkin sanggup memperlakukan transaksi umum yang pernah dipelajari dengan tepat, ibarat transaksi penjualan, pembelian, utang piutang, dan lain-lain, tapi bagaimana kalau ada transaksi yang benar-benar gres dalam dunia akuntansi? Karena itulah sekiranya penting untuk mempelajari prinsip dasar akuntansi ini.

Nah, apa saja sih prinsip dasar akuntansi tersebut? Berikut list dan penjelasannya:

Sebelumnya, baca juga: Pengertian pendapatan dalam akuntansi dan bisnis.

prinsip dasar dalam menyusun laporan keuangan 5 Prinsip Dasar Akuntansi, Akuntan Wajib Mengetahuinya

Prinsip Biaya Historis
Apa yang dimaksud dengan biaya historis? Biaya historis merupakan harga perolehan, harga perolehan sendiri merupakan harga pertukaran yang disepakati oleh dua atau lebih pihak dalam penyerahan barang atau jasa, kasarnya ya harga jual/beli. Kaprikornus dalam prinsip ini, diwajibkan bagi akuntan untuk mencatat transaksi menurut biaya historisnya.

Apa saja transaksi yang dicatat menurut biaya historisnya? Semua transaksiyang menghipnotis aktiva, kewajiban, maupun modal serta biaya lainnya, dalam neraca pencatatan aktiva dan passiva tersebut juga wajib menurut biaya historisnya.

Sebagai contoh, bulan januari kemudian perusahaan menjual barang dagang seharga 100 juta secara kredit, pada awal bulan februari perusahaan menaikkan harga barang dagangnya, dan pada selesai bulan diterima pembayaran dari hasil penjualan bulan januari. Pertanyaannya, berapa harga yang diakui perusahaan? Ya terang harga yang diakui bulan januari dong, nah itulah pola sederhana perihal biaya historis.

Prinsip Pengakuan Pendapatan
“Prinsip Pengakuan Pendapatan ialah pedoman masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit perjuangan selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan ialah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, keuntungan penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan ialah semua perubahan dalam jumlah higienis aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.

Biasanya pendapatan diakui pada ketika terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu ketika ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu sanggup diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu ialah akreditasi pendapatan ketika produksi selesai, selama masa produksi dan pada ketika kas diterima. “ Dikutip eksklusif dari www.pengusahamuslim.com, oleh: Guritno Wirawan, S.E, Senior Trainer PT. Zahir Internasional.
Advertisement


Prinsip Mempertemukan
Dalam prinsip ini, seorang akuntan wajib mempertemukan biaya dan pendapatan secara tepat, maksud dari secara sempurna ialah mempertemukan biaya yang hanya digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Jadi, kalau suatu pendapatan belum diakui maka biayanya pun belum boleh diakui. Sebaliknya, kalau pendapatan sanggup diakui, maka biayanya juga sanggup diakui.

Ingat kembali akreditasi HPP, setiap ada penjualan niscaya ada akreditasi HPP, kalau memakai metode periodik maka akan diakui pada selesai bulan, sedangkan kalau memakai metode perpetual akan diakui eksklusif ketika terjadinya penjualan. Biaya-biaya yang terkait eksklusif dengan penciptaan pendapatan ini ibarat biaya materi baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.

Lalu bagaimana dengan biaya yang secara eksklusif tidak terkait dengan pendapatan, ibarat biaya administrasi? Nah, disini perlu dipahami bahwa prinsip mempertemukan itu tidak hanya antara biaya dan pendapatan saja. Jadi, ketika ada biaya yang secara eksklusif tidak sanggup dikaitkan dengan pendapatan, maka biaya tersebut harus dipertemukan dengan periodenya. Dengan kata lain, kalau biaya terjadi di bulan januari, maka biaya tersebut juga harus dibebankan pada bulan januari pula.

Begitu pula dengan semua biaya dan pendapatan yang mempunyai jangka waktu lama, ibarat penyusutan, amortisasi, sewa dibayar dimuka, dan lain-lain, biaya-biaya tersebut perlu dialokasikan setiap periodenya.

Prinsip Konsistensi
Di dalam dunia akuntansi, konsistensi ialah suatu keharusan. Konsistensi yang dimaksud dalam prinsip dasar akuntansi ini ialah konsistensi dalam penerapan metode dan mekanisme akuntansi yang digunakan. Ini dimaksudkan semoga laporan keuangan yang dihasilkan sanggup diperbandingkan dengan periode sebelum-sebelumnya.

Jika penerapan metode dan mekanisme akuntansi dilakukan secara konsisten, maka kalau terjadi perbedaan antar periode sanggup dipastikan bahwa perbedaan tersebut bukan disebabkan oleh inkonsistensi metode dan mekanisme yang digunakan tersebut, dengan begitu laporan keuangan sanggup memperlihatkan nilai yang signifikan kepada para pemakai.

Tapi perlu diingat, walaupun prinsip konsistensi ini wajib dijalankan, bukan berarti kita dihentikan merubah metode dan mekanisme akuntansi. Dalam hal tertentu, kita boleh merubahnya, misalkan pergantian model bisnis, perubahan iklim bisnis, perubahan peraturan pemerintah, dan lain-lain, namun perubahan ini wajib secara terang diungkapkan dalam laporan keuangan yang bersangkutan . Yang dihentikan itu kalau kita setiap periode selalu berubah-ubah tanpa alasan yang sempurna dan jelas.

Prinsip Pengungkapan Penuh
Dalam prinsip ini, seorang akuntan wajib mengungkapkan semua insiden ekonomi perusahaan dalam laporan keuangan, termasuk juga metode dan mekanisme apa yang digunakan juga wajib diungkapkan. Informasi-informasi ekonomi yang perlu dicantumkan ini sanggup dicatatkan pada salah satu laporan keuangan, yaitu Catatan Atas Laporan Keuangan.
----
Demikian klarifikasi perihal 5 prinsip dasar akuntansi, semoga klarifikasi di atas bermanfaat dan membantu meningkatkan pemahaman kalian. Jangan lupa share artikel ini juga ya, thanks dan salam sukses.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Dan Penggunaan Akun Ayat Silang Dalam Akuntansi

Download Free Animasi Keren Dan Lucu

Jack Ma: Nantikan Agresi Aku Di Closing Ceremony Asian Games