Kata Organisasi Ojol Mengenai Agresi Demo

Foto: Nathania/detikFoto: Nathania/detik

Jakarta - Aksi demo yang dilakukan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) beberapa waktu kemudian dinilai Grab bermotif politik. Anggota Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono membantah ada pihak yang menggerakkan sebab ingin menerima laba politik.


"Unjuk rasa kami itu untuk menuntut keadilan yang tidak terkait politik," ujar Igun dalam keterangan tertulis yang diterima detikINET, Kamis (27/9/2018)..

Diberitakan sebelumnya Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menanggapi ihwal banyak demo yang mendera pihaknya. Menurutnya demo yang dilakukan driver roda empat terkait agresi suspend atau black list yang gencar dilakukan Grab terhadap para driver nakal.

Selain driver roda empat, Grab pun tak luput dari serbuan demo dari driver roda dua. Tetapi untuk masalah ini, latar belakangnya berbeda.

Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia.Ridzki Kramadibrata, Managing Director Grab Indonesia. Foto: Manajer Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata.


Ridzki bahkan dengan lantang menyebut inisiator demo driver roda dua itu lebay! Terlebih ketika ini masuk tahun politik. Inisiatornya disebut bukan driver murni, tetapi cuma tercatat sebagai driver tetapi tak pernah memakai kesempatan itu untuk mengejar pesanan penumpang dalam kesehariannya.

"Kenapa saya bilang lebay? Karena mereka ingin cari perhatian media, sehingga dipanggil dewan perwakilan rakyat sanggup cantolan politik. Apa isu yang dipakai? memang menarik secara umum, yakni naikkan tarif dua kali lipat. Bahkan driver pun banyak yang ketipu," ungkapnya.

Padahal kenaikan tarif ini, lanjut Ridzki, justru malah akan menjadi bumerang bagi driver. Sebab, penumpang tak akan ada yang mau memakai jasa mereka, ujung-ujungnya pendapatan driver bakal turun drastis.

"Kita sudah coba, misalkan naikkan tarif 15% itu pendapatan driver pada turun. Tetapi kita coba menyiasatinya dengan pertolongan teknologi, misalkan ketika ada demand tinggi gres kita naikkan kemudian ada auto location, mapping dan lainnya. Makara kita melaksanakan kenaikan pendapatannya dari situ GrabFood, GrabExpress dan sebagainya," Ridzki menambahkan.

Hanya saja, pihak Grab mengakui jikalau topik yang 'digoreng' para inisiator demo itu memang sangat menarik bagi publik, media dan driver itu sendiri. Pun begitu, Grab coba meng-counter-nya dengan melaksanakan edukasi kepada driver, dan jadinya pun dianggap signifikan.

Dimana driver yang ikut demo awalnya mencapai ribuan, bahkan bakal mau besar-besaran ketika pembukaan Asian Games. Tetapi kini banyak yang diklaim pada meninggalkan grup pendemo (left grup) tersebut.



"Untuk yang dua roda, saya juga gak sanggup memenuhinya sebab justru akan merugikan driver itu sendiri. Saya pernah ngomong ke pendemo, 'Kamu mau tanggung jawab kalau saya naikkan tarif dua kali lipat dan berdampak ke pendapatan driver turun?'. Lalu ia bilang, saya gak mau tahu, yang penting naikkan tarif. Dan ia mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang melanggar hukum, yaitu Go-Jek akan naikkan tarif kalau Grab naikkan tarif, itu bekerjsama melanggar hukum, KPPU akan mempermasalahkan itu sebagai kartel," jelasnya.

Isu lain yang juga sempat dilontarkan pendemo yakni soal revenue sharing 20% untuk Grab dan 80% untuk driver. "Sekali lagi, padahal mereka sanggup 80% dan uang itu kita buat investasi lagi buat teknologi, man power dan jujur saja perusahaan niscaya ingin hidup secara bisnis," pungkasnya.


Simak Juga 'Grab Tak Akan Penuhi Permintaan Mitra soal Kenaikan Tarif':

[Gambas:Video 20detik]


Sumber detik.com

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Dan Penggunaan Akun Ayat Silang Dalam Akuntansi

Download Free Animasi Keren Dan Lucu

Jack Ma: Nantikan Agresi Aku Di Closing Ceremony Asian Games