Bahaya Penyakit Endometriosis Terhadap Wanita

Sering sakit perut, panggul, menstruasi tidak teratur, dan nyeri ketika bekerjasama seksual? Mungkin Anda terkena penyakit endometriosis. Penyakit yang tidak bergejala ini bila tidak segera diobati sanggup mengancam kesehatan reproduksi wanita, bahkan berujung pada kematian.

Endometriosis ialah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim.

Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Namun pada penderita endometriosis, endometriumnya justru salah tempat dan biasanya menempel pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim.

Menurut Dr Sulaiman Heylen, seorang hebat reproduksi dari Cape Fertility Clinic, ibarat dikutip Health 24, Selasa (6/10/2009), sebanyak 80 persen perempuan yang mengalami sakit di kawasan panggul mempunyai kasus endometriosis, dan 25 persen diantaranya mengalami persoalan ketidaksuburan.

Data statistik pun menyebutkan bahwa 5 persen perempuan di dunia atau sekitar 15.000.000 perempuan mengalaminya. Bahkan sepertiga dari persoalan ketidaksuburan pada perempuan diakibatkan oleh endometriosis. Namun Heylen menyesalkan tidak ada satu organisasi atau kampanye yang mengingatkan wacana penyakit ini.

Endometriosis sanggup diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan resiko terjadinya endometriosis ialah mempunyai rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia diatas 30 tahun dan berkulit putih.

Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% perempuan subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% perempuan mandul dan sanggup juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat sanggup menjadikan kemandulan alasannya ialah menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.

Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada perempuan yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis, siklus menstruasi 27 hari atau kurang, menarke (menstruasi yang pertama) terjadi lebih awal, menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih dan orgasme ketika menstruasi

Satu-satunya cara untuk mendiagnosa penyakit ini ialah dengan melaksanakan tes fisik, biasanya yaitu tes laparoscopic. Pada dikala pengujian, dokter menyelipkan sebuah kamera kecil (laparoscopic) pada potongan pusar untuk mengetahui keadaan organ di dalam perut dan alat reproduksi wanita.

Tes lainnya yang sanggup dilakukan yaitu Biopsi endometrium, USG rahim, Barium enema, CT scan atau MRI perut.

Banyak perempuan yang mengetahui dirinya mempunyai endometriosis sehabis berulang kali gagal hamil. Heylen menyampaikan bahwa perempuan yang mempunyai endometriosis umumnya tidak menunjukkan tanda-tanda apa-apa. Namun umumnya mereka mengalami :

1. Nyeri di perut potongan bawah dan di kawasan panggul
2. Sakit pada dikala menstruasi (dysmenorrhoea), kencing (dysuria) dan sakit di potongan punggung atau perut (chronic pelvic pain)
3. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
4. Kemandulan
5. Dispareunia (nyeri ketika melaksanakan hubungan seksual).

Terapi yang sanggup dipakai untuk mengatasi penyakit tersebut ialah dengan menyuntikkan hormon gondotropin yang akan mempercepat menopause. Dengan demikian, proses berkembangnya endometriosis sanggup dicegah.

Obat-obatan yang sanggup menekan kegiatan ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium diantaranya ialah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Namun masing-masing obat ada efek sampingnya. Jika semua obat itu tidak sanggup mengatasi, rahim pun terpaksa diangkat.

Yang perlu diwaspadai adalah, penyakit in berisiko tinggi terjadi pada penderita asma dan diabetes. Hingga sekarang penyebab niscaya penyakit tersebut belum diketahui. Melakukan investigasi semenjak dini ialah cara satu-satunya untuk mencegah, mengetahui dan mengobatinya.

Sumber : Nurul Ulfah - detikHealth.