Game Indonesia Ekspo Di Jerman, Mau Ngapain Sih?
Essen, Jerman - Lebih dari 100 ribu orang diprediksi bakal memadati Messe Essen, sebuah arena festival di kota Essen, Jerman. Mereka hadir untuk festival Internationale Spieletage SPIEL, ajang unjuk gigi tahunan penerbit board game sedunia yang selalu jadi rujukan.
Lebih dari 1000 eksibitor dari 51 negara di dunia bakal hadir di program yang digelar di arena dengan luas sekitar 72.000 meter persegi. Salah satu booth ialah dari Indonesia, booth yang mengusung nama Archipelageek itu diadakan oleh Asosiasi Penggiat Industri Board Game Indonesia (APIBGI) bersama Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF).
Sebenarnya, apa saja sih yang dilakukan delegasi Indonesia di ajang tersebut?
Ada 24 judul dari 7 penerbit game asal Indonesia yang bakal dipamerkan di ajang yang dekat disebut SPIEL '18 tersebut. Delapan di antaranya menjadi game terpilih di bawah label Indonesia Select sebab dianggap mewakili kekayaan konten yang dapat dihasilkan oleh Indonesia.
Delapan game itu ialah Aquatico, Mahapatha, Mahardika, Orang Rimba, Smong, The Festivals, The Art of Batik dan Waroong Wars.
Aquatico, misalnya, jadi menarik sebab menampilkan banyak sekali ekosistem perairan yang ada di Indonesia. Game itu sedikit banyak ikut mengenalkan keanekaragaman hayati Tanah Air pada publik asing.
Game lain yang menarik dari daftar itu ialah Mahardika, sebuah game wacana jagoan Indonesia dan upaya membebaskan diri dari kolonialisme Belanda. Coba bayangkan bahwa game yang menampilkan Bung Karno, Bung Hatta dan jagoan lainnya ini digelar dimainkan oleh bangsa Eropa, terutama Belanda. Seru kan?
Kedua, pengembangan bisnis board game di Indonesia. Penerbit game yang hadir ke SPIEL mempunyai kesempatan untuk melaksanakan business deal, termasuk penerbit dari Indonesia dapat bertemu dengan pelaku dari banyak sekali belahan dunia. Perjanjian bisnis yang dapat terjadi mulai dari penjualan, distribusi sampai lisensi penerbitan game di negara lain.
Salah satu kegiatan yang direncanakan pada SPIEL '18 kali ini ialah penandatanganan nota kesepahaman antara penerbit game Indonesia, Manikmaya Games, dengan Blue Orange Games, salah satu penerbit board game internasional terbesar yang berasal dari Perancis.
Kesepakatan antara keduanya hasil dari kehadiran Indonesia di SPIEL '17. Bukan mustahil SPIEL '18 ini akan hadir kesepakatan-kesepakatan lainnya antara penerbit Indonesia dengan pihak luar.
Ketiga, ajang berlaga para desainer muda. Banyak desainer board game Indonesia dari kalangan anak muda, atau kerap disebut millennials. Aktivitas bermain board game pun, terutama di Indonesia, kerap jadi pilihan pengisi waktu senggang anak muda.
Desainer game Indonesia yang hadir di SPIEL '18 punya kesempatan untuk bertatap muka dengan desainer kaliber internasional. Ajang ini jadi arena pembelajaran sekaligus membuka mata pada betapa besarnya industri board game dunia dan betapa bermacam-macam penggiatnya.
Di ajang ini, para desainer muda Indonesia juga dapat menampilkan dirinya di khalayak internasional. Mereka dapat berbincang dengan penerbit game dari belahan dunia yang berbeda, desainer game internasional dan bahkan awak media dari luar negeri yang mungkin berminat untuk meliput.
Selain tiga hal itu, masih ada banyak kegiatan lain yang jadi belahan dari petualangan delegasi Indonesia di SPIEL '18. Namun satu hal yang pasti, ajang tersebut jadi sebuah kesempatan yang dihentikan disia-siakan bagi penggiat industri board game Indonesia.
* Isa Akbar ialah desainer board game dari Manikmaya Games, salah satu dari tujuh penerbit game asal Indonesia yang hadir di ajang festival Internationale Spieltage SPIEL '18 yang digelar di Essen, Jerman, 25-28 Oktober 2018. Sumber detik.com
Comments
Post a Comment
Komentar yang kamu masukkan sedang dalam peninjauan.