Acara Ini Jadi Bentuk Pertolongan Google Buat Game Indie

Kunal Soni. Foto: Virgina Maulita Putri/detikinetKunal Soni. Foto: Virgina Maulita Putri/detikinet

Singapura - Perkembangan industri mobile game di Asia Tenggara terus berkembang tiap tahunnya. Namun tidak sanggup dimungkiri bahwa dominan game yang dimainkan yakni game yang dikembangkan oleh developer besar, ibarat PUBG, Fortnite, dan sebagainya.

Perkembangan ini juga diikuti oleh semakin banyaknya developer game indie yang ingin mencicipi kesuksesan serupa.

"Tidak ada waktu yang lebih sempurna untuk menjadi Android game developer di Asia Tenggara. Asia Tenggara dan India ketika ini mempunyai 300 juta gamer dan itu akan terus berkembang," kata Director Business Development; South East Asia, India and Australia Google Play Kunal Soni, di kantor Google Asia Pacific, Singapura, Rabu (28/11/2018).

Untuk itu Google mengadakan Indie Games Accelerator untuk mendukung developer game indie di tempat Asia Tenggara, India, dan Pakistan biar mereka sanggup bersaing dengan pasar yang semakin ramai.




Dari ratusan developer, terpilih 30 developer dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura, Filipina, India, dan Pakistan. Mereka pun menerima bimbingan tidak hanya dari pihak Google tapi juga developer game indie yang telah sukses membangun game dan bisnisnya.

Dukung Game Indie, Google Gelar Indie Games AcceleratorFoto: Virgina Maulita Putri/detikinet

"Progran ini dibangun untuk mendorong developer ini untuk berinteraksi dengan up-and-coming developers. Untuk berguru dari pengalaman mereka, untuk berguru dari perjalanan mereka dan menyerap semua pelajaran ini," lanjut Soni.

Selain diskusi dengan mentor, kegiatan ini juga mengutamakan fase pembangunan game. Hal ini dikarenakan Google ingin developer fokus pada sasaran jangka panjang.




Jadi 30 developer ini diajari bagaimana menciptakan game mereka lebih mulus dimainkan, UI dan UX yang lebih ramah, sampai bagaimana memilih harga game mereka. Selain itu, Google juga membantu menyediakan tim tester, yang biasanya sulit diakses oleh developer indie, untuk mencoba game mereka.

"Kami ingin memastikan game yang dihasilkan dari kegiatan ini bukan one-hit wonder. Yang ingin kita hasilkan yakni studio game indie berjangka panjang yang berkelanjutan di Asia Tenggara yang terus mengeluarkan game hit," ucap Director Global Developer Ecosystem Google, David McLaughlin dalam kesempatan yang sama.

Sumber detik.com

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian Dan Penggunaan Akun Ayat Silang Dalam Akuntansi

Download Free Animasi Keren Dan Lucu

Jack Ma: Nantikan Agresi Aku Di Closing Ceremony Asian Games