Masih Banyak Orang Yang Beli Motor Canggih Tapi Gaptek

Piaggio MP3. Foto: Dok. Piaggio
Jakarta - Sepeda motor tidak hanya berkembang dari sisi desain dan performa. Sisi keamanan hingga dikala ini terus dikembangkan demi mengurangi resiko fatalitas dikala berkendara.

Namun masih banyak pemilik kendaraan berteknologi tinggi yang tidak memahami sehingga menerka ada kerusakan pada motor tersebut. Salah satunya yaitu motor produksi Piaggio menyerupai MP3.

Baca juga: Orang RI Doyan Modifikasi Vespa, Terbesar ke-2 Setelah Italia

"MP3 itu kan dapat dikunci bannya biar seimbang tanpa harus menurunkan kaki dan standar. Tapi banyak yang salah kaprah. Pernah ada salah seorang konsumen komplain lantaran jatuh dikala berhenti di lampu merah. MP3 itu yang otomatis lepas kuncinya bukan menguncinya jadi dikala berhenti ia tidak mengunci bannya terus jatuh," ungkap Technical Trainer Manager PT Piaggio Indonesia, Yudi Riswanto.

Motor 3 roda tersebut mempunyai teknologi yang dapat menjaga keseimbangan motor dalam kendaraan berhenti dan tanpa menurunkan standar. Fitur ini dapat diaktifkan ketika kecepatan kendaraan berada di bawah 15km/jam.

Piaggio MP3 300 Foto: Dok. Piaggio

"Kalau sudah berada pada kecepatan di bawah 15km/jam, akan ada isyarat bahwa pengunciang stang dan ban sudah kondusif dilakukan. Nah yang otomatis itu pelepasan kuncinya, cukup di gas saja maka penguncian sudah tidak aktif ini yang konsumen sering salah paham," ujar Yudi.

Baca juga: CVT Vespa Bergetar? Itu Normal

Selain teknologi auto parking system pada kendaraan beroda tiga, masih banyak juga yang belum paham dengan teknologi Anti Slip Regulation (ASR) atau yang lebih sering dikenal dengan Traction Control System (TCS). Untuk Piaggio sendiri komplain yang sering diterima yaitu pemilik merasa mesin tidak berperforma dengan baik.

"Kebiasaan orang beli motor gres yaitu berdiri tidur yang dicari kunci motor. Nah motor dipanasin trus digas mesinnya berebet. Padahal itu lantaran ada traction control makanya performa dipotong," tambah Yudi.

Traction control juga mendeteksi putaran ban yang tidak sama antara ban belakang dengan depan. Faktor yang mengakibatkan perbedaan putaran disebabkan oleh hal sepele menyerupai tekanan angin dalam ban.

Baca juga: Jangan Diremehkan, Vespa Nggak Cuma untuk Digeber di Jalanan Kota

"Ada juga yang pernah komplain motornya berebet, padahal masalahnya dapat diselesaikan dengan mengisi angin. Traction control itu menyamakan putaran ban depan dan belakang. Kalau salah satu ban kempes maka putaran akan berbeda sehingga sensor akan membatasai putaran mesin," jelas Yudi.

Nah Otolovers jikalau beli motor canggih, ada baiknya mempelajari dulu apa saja teknologi di dalamnya. Malu kan beli motor mahal tapi nggak ngerti motornya.

Sumber detik.com